Kahminasional.com, Batam – Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI), Ahmad Doli Kurnia, menyatakan, rapat koordinasi nasional (rakornas) merupakan agenda rutin yang digelar pihaknya setiap tahun.
“Rakornas adalah media kita untuk konsolidasi, baik evaluasi apa yang sudah dilaksanakan sebelumnya dan proyeksi satu tahun ke depannya atau visi apa yang harus diimplementasikan,” ucapnya dalam sambutannya saat pembukaan Rakornas IV KAHMI di Kota Batam, Kepri, pada Jumat (25/2) malam.
Menurutnya, Rakornas IV KAHMI mungkin menjadi kegiatan akbar terakhir yang digelar MN KAHMI sebelum Musyawarah Nasional (Munas) XI, yang dijadwalkan digelar pada November 2022.
Oleh karenanya itu, menurut Ketua Komisi II DPR ini, Rakornas IV KAHMI mesti dapat memaksimalkan dari seluruh proses yang sudah dilaksanakan sejak Munas X KAHMI pada 2017. Salah satunya, menyelesaikan estafet kepengurusan Majelis Wilayah (MW) KAHMI yang tersisa kepada pengurus berikutnya.
“Konsolidasi internal yang sudah tinggal menyisakan sembilan Majelis Wilayah, yang semoga bisa cepat kita selesaikan sebelum munas. Semua harus sudah terbentuk atau dilantik yang baru [sebelum munas],” tuturnya.
Doli juga berharap, Rakornas IV KAHMI dimanfaatkan para pengurus MW dan Majelis Daerah (MD) se-Indonesia bukan hanya untuk menawarkan solusi bagi berbagai masalah nasional, melainkan juga didorong hingga ke daerah masing-masing.
Di sisi lain, dirinya menerangkan, tema rakornas pada 2022 berkaitan dengan kebangkitan pascapandemi Covid-19. Menurutnya, Indonesia termasuk salah satu negara yang cukup kuat dalam menghadapi apa pun.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini lalu mereviu perjalanan bangsa dalam dua tahun terakhir di tengah pandemi. “Kalau kita lihat lima negara terbesar di dunia, Indonesia menjadi satu-satunya yang relatif lebih kecil dampak kematiannya,” bebernya.
“China-India sudah pernah alami satu waktu yang luar biasa. Amerika juga begitu. Tapi, kita bersyukur Indonesia sampai sekarang tidak separah itu,” sambungnya.
Selain itu, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 juga berlangsung sukses sekalipun digelar di 270 daerah saat pandemi dan memantik kontroversi. Ini terjadi, menurutnya, karena adanya koordinasi, komunikasi, serta semangat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik.
“Artinya, yang dikhawatirkan akan ribet, [tetapi dengan] bersamalah ternyata berhasil menghasilkan prestasi. Oleh karena itu, kalau kita bicara tentang bangkit, tidak mungkin [sulit] kalau kita bisa bersatu,” tegasnya.
“KAHMI biasanya hadir untuk membuat kita bersatu, Jadi, program Pak Wakil Wali Kota mendamaikan semua pihak supaya Kepri bangkit, Indonesia bisa bangkit. Semua harus solid, harus bersatu,”
Di sisi lain, Doli menilai, perubahan pola-pola kehidupan saat pandemi Covid-19, seperti semua urusan dilakukan secara daring, harus juga diperhatikan selain dampak ekonominya. Dia berpandangan, pengaruhnya bakal terasa pada kehidupan generasi mendatang.
“Kita mengalami anak-anak yang tadinya sekolah secara offline, sekarang sudah terbiasa menjadi manusia-manusia cederung introver, tidak bergaul, tidak bersosialisasi. Kalau dibiarkan, akan menjadi manusia-manusia individualistik. Akan bahaya kalau dibiarkan,” ujarnya.
Dirinya pun tidak mengetahui, apakah generasi mendatang bakal sama kuat seperti pendahulunya dalam menghadapi berbagai masalah yang terjadi. Hal ini, Doli berpendapat, menjadi pekerjaan rumah (PR) besar yang harus kita elaborasi.
“Nanti kita matangkan di dalam munas sehingga lima tahun berikutnya itu sudah bisa menjawab bangunan fondasi kembali dampak yang jangka panjangnya pasca-Covid-19,” tandasnya.