Kahminasional.com, Serang – Kota Serang, Banten, dilanda banjir akibat hujan deras sejak 28 Februari 2022 dan membuat Sungai Cibanten meluap.
Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Banten menilai, banjir diakibatkan penebangan dan penambangan liar di wilayah hulu.
“Di wilayah hulu selalu terjadi penebangan liar sehingga saat terjadi hujan deras, air tak terserap,” kata Koordinator Presidium KAHMI Banten, Udin Saparudin.
Baca juga: Leppami HMI Buka Donasi Korban Banjir Serang
Faktor lainnya, sambungnya, tata kontruksi Bendungan Sindang Heula kurang bagus. Lalu, masifnya pembangunan perumahan di sekitar Sungai Cibanten.
“Ini juga menyebabkan kecepatan air cukup deras, tak bisa tertahan,” tegas Bang US, sapaannya.
Dia juga menyoroti tata kelola Sungai Cibanten. Pemerintah dinilai tak serius mengelola sungai, yang dahulunya menjadi sarana transportasi.
“Pengelolaan aliran Sungai Cibanten ini memang belum di-manage dengan profesional,” ujar salah satu pendiri Provinsi Banten itu.
Banjir di Kota Serang membuat empat orang meninggal dunia serta seorang lainnya hilang dan belum ditemukan. Selain itu, 3.424 rumah terdampak, termasuk rusak berat.