Kendari— Sosok La Ode Tariala kini menjadi inspirasi bagi masyarakat Sulawesi Tenggara, khususnya para generasi muda. Lahir dari keluarga petani sederhana dengan ekonomi terbatas di di Desa Lakanaha, Kecamatan Wadaga, Kabupaten Muna (sekarang Muna Barat) Sulawesi Tenggara, perjalanan hidupnya penuh tantangan, namun semangat juangnya yang pantang menyerah berhasil mengantarkannya ke puncak karier sebagai Ketua DPRD Sulawesi Tenggara. Kedua orang tuanya tak punya previllege, hanya seorang petani di desa. Namun ia tak patah arang, ia berjuang, melalui jalan gelap dan berliku.
La Pege sapaan akrab Tariala, kini dipercayakan jadi pucuk pimpinan parlemen Sultra. Ia menggapai kursi Ketua DPRD Sultra dengan meraih belasan ribu suara dari Dapil Muna, Muna Barat dan Butur melalui Pilcaleg 2024. Jalan politik yang ia pilih, membuatnya menjadi politisi kenamaan di Bumi Anoa.
Sebelum berpolitik, ia sempat mengabdi sebagai guru sekolah dasar di Muna. Namun ia menanggalkan status ASN yang didambakan banyak orang, demi mengabdi di jalan yang lebih luas, jalur politik.
Usai tak jadi abdi negara, poltisi Nasdem itu mulai belaga di pentas politik pada tahun 2009. Kala itu ia tarung Pilcaleg Muna dan terpilih. Lima tahun kemudian, ia berlaga di Pilcaleg Muna Barat dan masih mendapat kepercayaan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat di parlemen.
Setelah menyelesaikan tugas di DPRD Muna Barat selama 2014-2019, Tariala melangkah lebih jauh. Ia memutuskan masuk parlemen Sultra pada Pilcaleg 2019 dapil Muna, Muna Barat dan Buton Utara. Walau pendatang baru, Tariala langsung mendapat amanah warga tiga kabupaten itu. Kerja-kerja politik Tariala selama lima tahun, yang memperjuangkan aspirasi masyarakat, membuat dirinya terus mendapat kepercayaan.
Tak heran, pada Pilcaleg 2024, ia melenggang mulus menuju parlemen. Belasan ribu suara warga ia dulang dari tiga kabupaten. Tariala satu-satunya politisi Nasdem dari Dapil III yang melenggang ke DPRD.
Saat ditemui, Tariala mengungkapkan modal utama yang ia miliki ketika memutuskan maju sebagai calon anggota DPRD hanyalah keberanian.
“Orang tua saya hanya petani biasa, tetapi saya punya tekad kuat untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat, terutama di Dapil III, yang meliputi Muna, Muna Barat, dan Buton Utara,” kata Tariala, Senin, 7 Oktober 2024.
Tidak sedikit masyarakat yang meragukan kemampuannya saat pertama kali mencalonkan diri. Bahkan, cibiran dari lingkungan sekitar sempat menjadi beban tersendiri baginya. Namun, ia tetap teguh berjuang, dan berkat doa serta dukungan dari orang tuanya, ia mampu membuktikan bahwa anak seorang petani pun bisa melenggang di panggung politik.
“Alhamdulillah, kita terpilih. Dan hari ini, kita telah ditetapkan sebagai Ketua DPRD Sultra,” tambahnya.
Keberhasilan Tariala tidak hanya menjadi inspirasi bagi dirinya, tetapi juga bagi banyak anak muda di Sultra yang memiliki latar belakang serupa.
Ia membuktikan bahwa asal-usul dan layar belakang keluarga bukanlah penghalang untuk meraih impian, justru menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras. Ia merasa bangga bisa menjadi wakil rakyat dengan latar belakang anak petani, sesuatu yang jarang ditemui di kursi-kursi legislatif.
Selama menjabat sebagai anggota DPRD, Tariala telah membuat berbagai gebrakan, terutama dalam bidang pertanian yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat di Dapil-nya. Ia sangat memahami betul kebutuhan petani, karena ia sendiri tumbuh di tengah-tengah kehidupan pertanian.
“Program kerja saya selama ini selalu fokus di bidang pertanian, karena saya tahu betul betapa pentingnya sektor ini untuk masyarakat kita,” jelasnya.
Tariala tak hanya memperjuangkan nasib petani secara teoritis, tetapi juga secara nyata. Salah satu kebijakan yang ia dorong adalah modernisasi alat pertanian di Muna, Muna Barat dan Buton Utara.
“Dulu petani masih banyak yang menggunakan alat-alat tradisional. Sekarang, kita sudah bantu mereka dengan alat-alat modern sehingga memudahkan dan meningkatkan pertanian,” ungkapnya dengan bangga.
Ia juga memastikan bantuan yang diberikan bukan hanya alat-alat besar, tetapi juga pelatihan bagi petani agar mereka bisa memaksimalkan hasil panen dengan teknologi modern. Kebijakan ini diakui sangat membantu petani di Muna Barat dan daerah sekitarnya, sehingga produktivitas pertanian meningkat signifikan.
Selain itu, Tariala juga aktif dalam memperjuangkan kesejahteraan petani melalui regulasi yang pro terhadap mereka. Ia mengaku terus mendorong adanya perlindungan harga komoditas pertanian agar petani tidak dirugikan oleh fluktuasi harga pasar.
“Kita perlu memastikan bahwa petani kita bisa mendapatkan harga yang layak untuk hasil panennya. Itu yang terus saya perjuangkan,” katanya.
Kesuksesan La Ode Tariala di dunia politik tidak lepas dari prinsip-prinsip yang selalu ia pegang teguh, yakni kerja keras, kejujuran, dan komitmen untuk selalu memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Ia berharap bahwa ke depan, Sultra, khususnya sektor pertaniannya, bisa terus berkembang dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Bagi Tariala, menjadi seorang wakil rakyat bukan hanya soal popularitas atau kekuasaan, tetapi soal tanggung jawab besar untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat. Suksesnya Tariala tidak hanya menginspirasi masyarakat Muna Barat, tetapi juga masyarakat Sultra secara luas, bahwa dengan kerja keras dan doa, mimpi sebesar apa pun bisa diraih. (**)