in

Rudi Arifiyanto, Pj Bupati Sampang Dengan Visi Pembangunan Berkelanjutan.

Rudi Arifiyanto
Rudi Arifiyanto saat dilantik oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa pada Selasa (30/1/2024) di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Sumber foto : Istimewa.

Rudi Arifiyanto dilantik sebagai Pj Bupati Sampang oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pada Selasa (30/1/2024). Alumni HMI Cabang Malang ini dilantik berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 100.1.1.3-75 tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Sampang. Seusai pelantikan, di hadapan media massa, Rudi meyakini bahwa jaringan dan pengalamannya selama bertugas di pemerintah pusat akan memberi dampak positif bagi Kabupaten Sampang.

Keyakinan itu berusaha diwujudkannya di masa kepemimpinannya selama 9 bulan ini. Dengan berbagai inisiatif dan program yang sedang dijalankan, Rudi berusaha untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Sampang. Rudi menyebut ada empat point focus Pembangunan yang dilakukannya di Kabupaten Sampang, salah satunya adalah perihal kemandirian ekonomi. Pada point ini, ada beberapa sektor yang menjadi produk unggulannya.

“Apa produk unggulan Sampang?”tanyanya suatu ketika. “Tembakau,”jawabnya penuh keyakinan. Rudi menjelaskan, tembakau dari Sampang memiliki kualitas semi-organik dan semi-modern dengan tinggi tanaman bisa mencapai 2 meter atau lebih.

“Hasil panennya dua kali lipat dibandingkan tembakau biasa, dengan produktivitas yang lebih baik dan biaya penanaman yang lebih rendah,”katanya.

Ini terjadi karena, menurut Rudi, metode yang digunakan tidak memerlukan tenaga tambahan untuk penyiraman dan penyiangan. Pupuk yang digunakan pun adalah pupuk semi-organik dengan biaya sekitar satu juta rupiah per hektar. Selain itu, penyiraman menggunakan sistem irigasi tetes yang efisien, bukan manual.

Baca Juga :  Viva Yoga Mauladi

“Jika menggunakan cara manual, satu petak memerlukan dua orang, dengan biaya sekitar Rp120.000/orang. Sehingga untuk tahap pertama saja dibutuhkan sekitar Rp7.200.000. Oleh karena itu, metode manual tidak menguntungkan bagi petani tembakau,”ujarnya.

Namun, tambahnya, dengan menggunakan sistem irigasi tetes dan mulsa (plastik yang digunakan untuk menutup tanah), gulma tidak tumbuh dan kelembaban tanah tetap terjaga.

“Ini mempercepat pertumbuhan tembakau sehingga tinggi tanaman bisa mencapai dua meter atau lebih. Dan masa panen dapat dilakukan dalam waktu 70 hari, bukan tiga bulan. Dengan manajemen yang baik, tembakau bisa dipanen dua kali dalam setahun,”ucapnya bangga.

Proses selanjutnya, kata Rudi, setelah industri tanaman tembakau ini berhasil adalah bagaimana produk yang berbasis tembakau muncul. Untuk sementara yang dihasilkan produk pasca panen tembakau adalah rokok.  Rudi bercita-cita, nantinya selain rokok yang dihasilkan adalah Vape, Minyak Aciri, dan bahan-bahan kosmetik yang bahan dasarnya adalah tembakau. Rudi menyebut hal itu berdasarkan pada hasil penelitian ilmiah yang pernah dilakukan oleh kalangan ilmuwan dan saintis.

“Yang sedang dipersiapkan adalah industri nikotin untuk Vape. Terus juga Minyak Aciri yang buat parfum, buat kosmetik, yang bahannya berasal dari tembakau.  Dan itu bisa dibuat karena sudah ada hasil penelitiannya. Jadi, ini basisnya adalah penelitian ilmiah dan tidak ada yang sembarangan,”katanya. Rudi berharap, dengan hasil tembakau yang berkualitas ini, Sampang bisa bangkit lebih cepat dari kemiskinan.

Baca Juga :  Viva Yoga Mauladi

“Ketika saya datang, di bulan Desember, angka kemiskinan di Sampang itu ada di angka 21,76 persen. Sekarang mengalami penurunan menjadi 20,83 persen. Ini angka penurunan paling besar se-Madura,”katanya bangga.

Pengembangan Komoditas Perikanan dan Rumput Laut

Selain dari sektor tembakau, untuk wilayah di pesisir Sampang, Alumni Universitas Hiroshima Jepang ini juga menyebut komoditas yang bisa dikembangkan di wilayah ini adalah perikanan dan rumput laut.

“Rumput laut ini  memiliki banyak kegunaan dan pasar ekspornya jelas. Seperti China, Korea Selatan, dan Jepang. Akses untuk mengirim barang ke Korea Selatan sudah dibuka, dan permintaan untuk bandeng ukuran 1,5 kg serta rumput laut terus meningkat,”kata Rudi.

Tak berhenti di situ saja. Selain tembakau dan rumput laut, komoditas lainnya yang bisa dikembangkan lebih maksimal lagi adalah garam Madura. Menurut Rudi, berdasarkan data, kebutuhan nasional akan garam sebesar 500.000 ton, sementara produksi garam Sampang mencapai 300.000 ton. Produksi ini, menurut Rudi, menyebabkan harga garam konsumsi turun.

“Maka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menjaga harga tetap stabil, perlu diubah dari garam konsumsi menjadi garam industri. Kami sedang bekerja sama dengan BRIN untuk meningkatkan kualitas garam industri, dengan kadar NaCl di atas 97% dan kadar magnesium serta kalsium di bawah 600 ppm,”ujar Rudi.

Baca Juga :  Viva Yoga Mauladi

Menurut Rudi, untuk saat ini, garam Sampang sudah memenuhi standar NaCl, tetapi kadar magnesium dan kalsium masih tinggi, sehingga harganya tetap murah. “Kami berusaha menambah nilai tambah itu dengan teknologi,”ucap Rudi.

Seperti halnya tembakau, Rudi juga melakukan ekplorasi di sektor budi daya perikanan atau sektor aquakultur. Misalnya bandeng dan rumput laut yang juga akan dikembangkan oleh Pemkab Sampang dalam satu kolam sama dengan sistem yang dipraktekkan di Tumpang Sari.

“Ini memungkinkan petani mendapatkan penghasilan dari dua komoditas,’ujarnya.

Untuk Lokasi tersebut, Rudi menyebut bahwa di Sampang terdapat 500 hektar tambak, namun 200 hektar tidak digunakan. Sementara 300 hektar lainnya hanya diberi air tanpa pemanfaatan yang maksimal. Ini mengakibatkan banyak pemuda Sampang yang pergi ke luar daerah untuk mencari pekerjaan, berdagang di luaran sana seperti jualan sate dan soto karena kurangnya pendapatan di daerah asal.

Mantan Sekretaris Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN ini berpendapat, APBD Sampang sebaiknya tidak hanya digunakan untuk bansos saja. Melainkan digunakan juga untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat agar dapat mandiri dan berkelanjutan.

“Perlu ada pemikiran tentang bagaimana APBD dapat mendukung pengembangan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, dibandingkan hanya bergantung pada bansos yang sifatnya hanya  sementara,”ucapnya mengakhiri pembicaraan (RED).

Sumber :