Jakarta, KAHMINasional.com – Masyarakat Garut, Jawa Barat (Jabar), dan sekitarnya yang terdampak gempa berkekuatan magnitude 6,2 pada Sabtu (27/4) malam diminta mewaspadai potensi bencana lain, seperti longsor dan banjir.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyatakan, getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng menjadi retak-retak atau rapuh. Kondisi tersebut berbahaya jika terjadi hujan karena air hujan yang meresap dikhawatirkan mendorong massa tanah dan/atau batuan menjadi longsor.
“Kepada masyarakat, kami mengimbau untuk tenang, namun tetap waspada apabila turun hujan, baik dengan intensitas sedang hingga lebat. Secara khusus, masyarakat yang bertempat tinggal di lereng-lereng bukit, perbukitan, gunung, ataupun pegunungan dan daerah aliran sungai karena berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang,” tuturnya dalam keterangannya, Minggu (28/4).
Masyarakat juga disarankan menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Apabila rumah mengalami kerusakan atau miring akibat gempa, dianjurkan tidak ditinggali sementara waktu.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal apakah cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” ujarnya.
Kepala Pusat Gempa Nasional, Daryono, menambahkan, gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang Garut dan sekitarnya itu adalah gempa utama.
Berdasarkan analisis BMKG, gempa tersebut jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas deformasi batuan dalam lempeng (intraslab earthquake) Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jabar.
“Gempa semalam adalah langsung gempa utama (mainshock). Kemudian, amblas dan energi habis atau lepas total. Tidak ada gempa pembuka dan miskin susulan. Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan, adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 3,1,” bebernya.