KAHMINasional.com, Jakarta – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) kian menegaskan eksistensinya di Tanah Air. Kali ini, melalui pembukaan praresmi (soft opening) kanal YouTube KAHMITV di Jakarta, Selasa (13/6).
Dalam sambutannya, Koordinator Presidium Majelis Nasional (MN) KAHMI, Ahmad Doli Kurnia, menyampaikan, KAHMITV menambah daftar tolok ukur (benchmark) organisasi. Sebelumnya sudah ada Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dan KAHMI Payment (KAHMIPay).
“[Kehadiran KAHMITV] artinya kita menambah satu lagi aktivitas atau program yang mudah-mudahan buat organisasi lebih visioner daripada yang lain,” ucapnya.
Doli menerangkan, UICI merupakan salah satu pelopor kampus digital di Indonesia. Sebelum berdiri, setidaknya ada enam perguruan tinggi dengan konsep sama di dunia. “Dan kita yang ketujuh.”
Terkait KAHMIPay, sambung politikus Partai Golkar ini, dibentuk sebagai upaya agar organisasi mandiri dan tidak lagi tergantung dengan fasilitas serupa dari luar. “Termasuk ketergantungan finansial,” katanya.
Pada saat hendak didirikan, ungkapnya, jumlah alumni HMI ditaksir mencapai 2 juta orang. Jika hanya ada 50%-nya atau 1 juta, menurut Doli, diyakini akan membuat KAHMI mandiri.
Ia lantas membuat simulasi dengan seorang anggota KAHMI berkontribusi sebesar Rp1.000 per hari. Jika dikumpulkan, maka akan terhimpun sekitar Rp1 miliar setiap harinya.
“Rp1 miliar sehari berarti sebulan Rp30 miliar, setahun Rp360 miliar. Apa yang bisa kita buat? Pasti banyak hal,” ujarnya.
“Intinya adalah kalau kita mandiri dan punya visi ke depan, kita harus tetap menjadi yang terdepan tentu membawa misi kita,” imbuhnya.
Doli menambahkan, kehadiran KAHMITV bakal membuat organisasi menjadi luar biasa. Pangkalnya, menjadi alat bantu untuk menyiarkan sekaligus menyinergikan visi besar KAHMI dengan kelompok lain.
Ia menyarankan para awak KAHMITV menjaga tiga hal agar eksistensinya tidak meredup. Yakni, berkomitmen, konsisten, dan menjaga pertumbuhan organisasi.
KAHMITV pun diharapkan menjadi industri media ke depannya dengan mengedepankan misi organisasi: keindonesiaan dan keislaman. “Jangan buat sesuatu dengan ukuran yang pendek,” tegasnya.