KAHMINasional.com, Palu – Sebanyak 40 kandidat akan bersaing menjadi presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) 2022-2027.
Menurut Ketua Dewan Etik MN KAHMI, Jusuf Kalla (JK), ada tiga kriteria yang layak menjadi presidium.
“Kecendikiawannya, inovasinya, dan pengabdiaanya. Itu saja kalau ditanya apa syaratnya,” ucapnya dalam Gala Dinner KAHMI di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), pada Kamis (24/11) malam.
Mantan Wakil Presiden ini menambahkan, para alumni HMI harus mengevaluasi kembali terkait tujuan berorgansisasi: yakni terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridai Allah Swt.
“Tujuan HMI sama dengan tujuan KAHMI. Kalau itu tidak tercapai, buat apa kita ber-HMI?” katanya.
Menurut JK, kader KAHMI mestinya dapat menjawab pertanyaan dalam dirinya, apakah sudah intelektual, cendekiawan, dan berpikir keilmuan sesuai insan akademis.
Kemudian, apakah sudah menjadi pencipta dan inovator sesuai bidang pengabdiannya masing-masing.
“Munas (musyawarah nasional) bukan hanya membahas dan memutuskan siapa pimpinan yang baru, tetapi mengevaluasi sampai di mana menerapkan tujuan HMI,” tuturnya.
Sementara itu, Koordinator Presidium MN KAHMI, Ahmad Doli Kurnia, berharap, Munas XI di Palu menghasilkan gagasan dan pemikiran baru untuk organisasi.
“Mari kita isi dengan pikiran-pikiran cerdas, visi baru, ide baru, gagasan baru, tentang gerakan KAHMI untuk 5 tahun ke depan, untuk indonesia yang lebih baik, lebih maju, sejahtera, dan untuk kepentingan umat, Islam, dan kejayaan kita semua,” paparnya.
Reporter: Fauzi Lamboka
