Oleh Muhammad Yusuf El-Badri, Sekretaris Umum HMI Komisariat Adab IAIN (UIN) Imam Bonjol Padang 2009-2011
Baru-baru ini menjelang Munas KAHMI di Palu, saya membaca berita sekitar munas. Dalam salah satu berita ditulis begini dalam situs KAHMI, “Munas digelar 24 hingga 27 November 2022”.
Membaca kalimat itu, saya tiba-tiba kaget. Ha, Ada situs KAHMI? Sejak menyelesaikan studi sarjana 2013 lalu, saya pernah mencari-cari informasi tentang KAHMI di internet. Setiap kali menulis frasa “pengurus KAHMI” atau “KAHMI” saja, yang muncul hanya berita dan situs pengurus daerah KAHMI.
Setelah agak lama mencari perkembangan organisasi KAHMI, informasi terbaru, gerakan, dan segala sesuatu tentang KAHMI, saya lama-lama capai juga. Pada akhirnya, tak peduli lagi pada KAHMI sebab berita KAHMI yang bisa diikuti hanya berita musyawarah nasional atau musyarawah daerah. Itupun berita siapa yang terpilih jadi presidium.
Rasa-rasanya belum pernah saya membaca program KAHMI yang diliput oleh media secara besar-besaran selain pengangkatan Lafran Pane sebagai pahlawan dan munas sekali dalam lima tahun. Sebabnya hanya satu, KAHMI tak punya media informasi yang memadai.
Jadi, ketika saat ini saya tahu ada situs KAHMI Nasional, ada banyak informasi tentang KAHMI yang bisa diketahui, baik berita KAHMI nasional sendiri, KAHMI daerah, dan lebih penting lagi adalah pikiran-pikiran yang muncul dari KAHMI.
Kiranya tak semua pikiran yang lahir dari KAHMI bisa dimuat oleh media cetak atau koran. Selain keterbatasan media, juga karena kekhasan tertentu. Dengan adanya situs KAHMI ini, pikiran-pikiran yang lahir dari anggota KAHMI dapat difasilitasi dengan baik.
Lewat situs ini, kita ataupun publik dapat melihat apa yang sedang dipikirkan oleh alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tentang keislaman dan keindonesiaan saat ini dan masa yang akan datang. Kita juga dapat melihat bagaimana pandangan-pandangan para anggota KAHMI tentang Indonesia hari ini, baik ekonomi, politik, kebudayaan, sastra, dan segala yang terkait dengan umat Islam dan bangsa Indonesia.
Jadi, keberadaan situs KAHMI Nasional yang ada saat ini mesti dirawat, dipelihara, dijaga keberlangsungannya. Apabila perlu, dikelola secara profesional sebagai media pemberitaan khusus KAHMI dan HMI secara lebih luas.
Keberadaan situs ini perlu sosialisasi lebih masif di kalangan KAHMI sebagai media penampung pikiran, gagasan, dan ide dari para anggota KAHMI, yang umumnya adalah insan akademik, untuk umat Islam, dan bangsa Indonesia.
Keislaman dan keindonesiaan atau keumatan dan kebangsaan perlu diperkuat dan dipupuk terus menerus dengan perantara media KAHMI ini.
Di situs atau media KAHMI ini juga tersedia jurnal akademik. Agaknya pengembangan jurnal akademik KAHMI, sebagaimana yang tertera di dalam kanal situs, perlu dikelola secara serius untuk menampung karya, artikel akademik, hasil studi, dan penelitian para anggota KAHMI.
Ketika pemerintah mewajibkan setiap dosen untuk menulis jurnal di setiap satu semester, jurnal akademik KAHMI semoga bisa menjadi salah satu solusi tentang kajian keislaman dan keindonesiaan.
Selamat Munas XI KAHMI di Palu, 24-27 November 2022.