Kahminasional.com, Jakarta – Berita hoaks dan pasca-kebenaran (post-truth) membuat demokrasi di Indonesia tidak sehat.
Karenanya, Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) diharapkan turut memajukan demokrasi di Tanah Air dengan menekan penyebaran keduanya.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Pakar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Mahfud MD, saat halalbihalal UICI secara hibrida dari Jakarta, Rabu (11/5).
Dalam praktiknya, menurutnya, UICI dapat berperan dengan menanamkan moralitas kepada para mahasiswanya sejak dini. “Sehingga, demokrasi kita berkembang dengan sehat dan bagus.”
Menko Polhukam ini menerangkan, perkembangan digital seperti dua sisi mata uang, memiliki dampak positif sekaligus negatif.
Salah satu sisi negatif itu adalah kediktatoran digital (digital dictatorship) yang menggunakan cara-cara post-truth.
“Post-truth itu memaksakan kebenaran meskipun salah. Salah lalu dipaksakan melalui digital, dibuat narasi yang berbelok, lalu disiarkan berkali-kali sampai orang percaya bahwa yang salah itu benar,” tuturnya.
Halalbihalal turut diikuti Rektor UICI, Laode M. Kamaluddin; Menko PMK, Muhadjir Effendy; Ketua Dewan Penasihat Akbar Tandjung; Koordinator Presidium MN KAHMI, Ahmad Doli Kurnia; serta Presidium Siti Zuhro dan Hamdan Zoelva.