Kahminasional.com, Jakarta- Mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Produksi Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Mohammad Jafar Hafsah menegaskan bahwa kedaulatan pangan adalah keniscayaan bagi Bangsa Indonesia.
Hal itu ia sampaikan saat memberi ceramah di acara Buka Puasa dan Tarawih Bersama Majelis Nasional (MN) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)
Acara tersebut dilaksanakan pada Rabu (6/4/2022) malam di KAHMI Center, Jl Turi Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
“Kedaulatan pangan sesuatu yang tidak bisa ditawar tawar, wajib,” kata Mohammad Jafar Hafsah.
Untuk mendukung ketahanan pangan, pemerintah harus memprioritaskan pembangunan pertanian
Menurutnya, pemerintah yang cerdas , pasti mengutamakan pembangunan pertanian.
Pertanian adalah ibu dari segala bidang karena semuanya bersumber dari pertanian.
Menurut Jafar sapaannya, pertanian adalah menskenariokan pengelolaan sumber daya alam, bumi, sumber daya hayati, teknologi, modal dan sumber daya manusia.
Dan dari pengelolaan itu menghasilkan produk produk untuk keperluan pangan, gizi, nutrisi dan untuk pakan dan energi juga.
Jafar juga mengungkapkan kelebihan bidang pertanian.
Hasil pertanian tidak pernah habis bila dibandingkan kekayaan alam lainnya seperti minyak dan gas.
“Itu hebatnya pertanian. Kita tanam sekarang, satu minggu, satu bulan bisa panen. Kita tanam lagi, bisa panen lagi dan seterusnya,” kata pria kelahiran Soppeng ini.
Keberpihakan pada pertanian akan sangat menentukan kedaulatan pangan.
Kedaulatan pangan adalah rakyat dan bangsa Indonesia berdaulat penuh atas ketersediaan pangan di dalam negeri.
“Bahkan menurut saya, kedaulatan pangan adalah pangan yang harus diproduksi di dalam negeri,” tutur Jafar.
Menurut Jafar, memproduksi sendiri bahan pangan di dalam negeri adalah kata kuncinya.
Sesuatu yang tidak bisa ditawar tawar lagi
Ketergantungan pangan Indonesia terhadap luar negeri merupakan salah satu ketidak berhasilan pemerintah.
Jafar hanya membayangkan terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan di Indonesia, misalkan perang.
Maka stok beras yang sebanyak 2 juta ton di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) hanya cukup untuk 2 Minggu saja.
Ketersediaan pangan dalam keadaan darurat sangat penting.
Menurut Guru Besar di Universitas Negeri Makasar ini, tidak ada peluru yang melesat dan bom yang meletus bila tidak ada pangan yang cukup.
“Pangan adalah senjata yang paling kuat,” ujar Mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat ini.
Jafar juga berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib para petani.
Ia mencontohkan para petani di Jepang yang begitu dimanjakan oleh pemerintannya.
Karena keberpihakan pemerintah Jepang, negeri Sakura itu, memiliki ketersediaan pangan yang memadai untuk dalam negerinya