Jakarta, KAHMINasional.com – Kongres ke-32 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), diharapkan menghasilkan pemimpin yang amanah. Selain itu, menjadi forum pencetusan visi dan ide untuk membesarkan organisasi.
Karenanya, Bendahara Umum Majelis Daerah Korps Alumni HMI Jakarta Selatan (MD KAHMI Jaksel), Harjono, mengajak para peserta kongres tak memilih calon ketua umum yang lupa dengan asalnya atau kacang lupa kulit. Pangkalnya, tidak sedikit yang membuat gaduh demi ambisi.
“Hari ini, banyak kader yang mengaku ber-HMI dan menduduki jabatan strategis di PB (Pengurus Besar) HMI, tapi mengabaikan konstitusi dan membuat ketidakharmonisan di cabang demi ambisi pencalonan di PB HMI,” ucapnya, Sabtu (25/11).
Jono, sapaannya, menambahkan, pemimpin yang akan dipilih harus peduli dengan keberlangsungan organisasi. Pun tidak merusak dan menimbulkan konflik internal cabang dengan senior-senior pendahulu.
“KAHMI Jaksel berharap cabang-cabang memilih ketua umum PB HMI yang mempunyai karakter baik, tidak bersikap kasar dan arogan kepada junior komisariatnya, dan mempunyai ikatan kuat dengan para senior di cabangnya,” tuturnya.
Di sisi lain, ia menegaskan, KAHMI Jaksel secara organisasi bersikap netral. Dengan demikian, tidak memberikan dukungan secara khusus kepada kandidat tertentu.
Sekretaris Umum KAHMI Jaksel, Ahmad Husni, melanjutkan, Kongres HMI merupakan forum tertinggi dan vital bagi organisasi. Sehingga, terpilihnya kandidat yang berkompeten akan membawa kemajuan bagi organisasi.
“Mari kita menjaga kebersamaan dan memilih pemimpin yang mampu membawa organisasi kita menuju masa depan yang lebih baik.” serunya.