in ,

Bamsoet dukung gelaran Tribute to Akbar Tandjung

Ketua MPR, Bambang Soesatyo atau Bamsoet (tengah), menerima Panitia "Tribute to Akbar Tandjung" di Jakarta, Selasa (14/5/2024). Dokumentasi pribadi
Ketua MPR, Bambang Soesatyo atau Bamsoet (tengah), menerima Panitia "Tribute to Akbar Tandjung" di Jakarta, Selasa (14/5/2024). Dokumentasi pribadi

Jakarta, KAHMINasional.com – Forum Aktivis Nasional (FAN) dan Kelompok Cipayung Plus berencana mengadakan “Tribute to Akbar Tandjung” di MPR RI, 19 April 2024. Kegiatan ini digelar sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi dan keteladanan Akbar Tandjung dalam politik kebangsaan di Tanah Air, terutama mengkader generasi muda.

Kegiatan tersebut pun didukung Ketua MPR, Bambang Soesatyo. Sebab, Akbar Tandjung dinilai memiliki peran penting dalam percaturan politik Indonesia, khususnya menjelang dan pascareformasi.

Sebelum reformasi, Akbar Tandjung dipercaya menahkodai beberapa kementerian. Eks Ketua Umum Partai Golkar ini juga sempat memimpin DPR periode 1999-2004.

“Berbagai sepak terjang Pak Akbar sejak mahasiswa hingga kini menjadikannya sebagai sosok yang disegani dan dihormati oleh siapa pun, baik dari kalangan politisi, akademisi, cendikiawan, hingga kalangan pemuda,” ujar Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, usai menerima Ketua Panitia “Tribute to Akbar Tandjung” sekaligus anggota DPD RI, Angelius Wake Kako, di Jakarta, Selasa (14/5).

Baca Juga :  Ariza Mau Munas KAHMI Berikutnya di Sulut, Ini Alasannya

Bamsoet melanjutkan, perjalanan Akbar Tandjung dalam politik kebangsaan dimulai sejak 1966, ketika menjadi aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Universitas Indonesia (KAMI UI) dan Laskar Ampera berasma Arief Rahman Hakim. Pada 1967-1968, Akbar diamanahkan menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UI.

“Pada tahun 1968, Pak Akbar juga aktif dalam Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Indonesia. Pada 1969-1970, Pak Akbar menjabat Ketua Umum HMI Cabang Jakarta. Pada 1972, beliau turut mendirikan forum komunikasi organisasi mahasiswa ekstrauniversiter (GMNI, GMKI, PMKRI, PMII, dan HMI) dengan nama Kelompok Cipayung. Periode 1972-1974, ia menjabat Pengurus Besar HMI,” urainya.

Di tingkat dunia, sambung Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini, Akbar Tandjung membawa nama Indonesia karena dipercaya menjadi President of Asean Inter Parliamentary Organization (AIPO) 2002-2003 dan President of Parliamentary Union of OIC Members (PUOICM) 2003-2004.

Baca Juga :  Ibu Kota Negara Pindah 2024, DPD: Butuh Berapa Sangkuriang?

“Atas berbagai dedikasinya, berbagai penghargaan sudah diterima oleh Pak Akbar. Di dalam negeri, beliau mendapatkan Bintang Republik Indonesia Utama (1998) dan Bintang Mahaputra Adipradana (1992). Penghargaan dari luar negeri, antara lain, Grand Cross of the Order of Orange Nassau dari Belanda (1996), dan Grand Cordon of the Order of the Rising Sun dari Jepang (2022),” kata Bamsoet.

Sumber :

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.