Kahminasional.com, JAKARTA- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Nasional (MN) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Manimbang Kahariadi beharap kader HMI memiliki intelektualitas yang berbasis integritas.
Menurut Manimbang sapaannya, hal itu merupakan bagian dari usaha kader HMI untuk mengukir kualitas kepemimpinannya.
Hal ini tidak saja akan menentukan kualitas kepemimpinannya ke depan saat terjun ke masyarakat.
Namun juga menjadi penyemangat yang penting, agar kader menempa terus kualitas intelektual integritasnya itu.
Para kader HMI harus memadukan rutinitas akademik, dengan komitmen yang kuat untuk menjadi agen perubahan sosial.
Manimbang sampaikan hal itu saat orasi ilmiah di Acara Latihan Dasar Bantuan Hukum, Lembaga Bantuan Hukum HMI Cabang Ciputat.
Acara tersebut berlansung hari Kamis (14/07/2022) di Villa Pemuda Kawasan Depok, Jawa Barat (Jabar)
Hadir pada acara tersebut, Bakornas Lembaga Hukum Mahasiswa Islam dan Ketua HMI Cabang Ciputat.
Selain itu Ketua Panitia, dan beberapa kader HMI yang menjadi peserta kegiatan tersebut nampak ikut meramaikan acara itu.
Menurut Manimbang, kemampuan intelektual tanpa integritas yang kuat, menyebabkan ketidak seimbangan.
Hal itu membawa para pemimpin hanya mengandalkan kemampuan rasionalitas, profesionalitas, serta kualifikasi akademik.
Pemimpin tak akan berkemampuan kuat untuk membangun kesadaran diri yang konsisten dan berkelanjutan.
Pemimpin tak akan memiliki kesadaran sebagai agen perubahan sosial.
Kesadaran sebagai satu kekuatan moral dalam memperjuangkan kebenaran, keadilan, dan rasionalitas.
Selain itu, intelektualitas yang hanya bertumpu pada kesadaran rasio, pasti mendahulukan kegiatan praktis akademik.
“Seperti penelitian, pemanfaatan, rekayasa, eksploitasi, untuk kepentingan ilmu dan pribadi semata,” kata Manimbang.
Hal itu akan mengurangi perhatian terhadap penguatan kadar intelektual berbasis integritas.
“Yaitu tumbuhnya kesadaran kritis, komitmen tinggi dan empati kuat terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat,” ujar Manimbang.
Para intelektual perlu juga berjuang menegakkan kebenaran, keadilan, dan perjuangan kemanusiaan.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual perlu suarakan komitmen itu, sebagai kekuatan moral dalam rangka mengawal perjalanan bangsa ini.
Kualitas intelektual yang berbasis integritas akan menempatkan pemimpin itu menjaga kekuatan moral,
“Menjadi terpercaya. Kemudian menjaga sikap amanah, terpeliharanya sikap jujur dan tentu saja berperilaku yang meneladani,” kata Manimbang
Menurut Manimbang, kader HMI itu sesungguhnya telah mengukir kualifikasi kualitas kepemimpinannya secara menyeluruh dan berorientasi ke masa depan.
Hal itu tertera dalam tujuan HMI yang seharusnya menjadi pedoman dalam melakukan berbagai aktifitas.
Kader HMI mengenal tujuan itu dengan 5 insan cita.
“Isan akademis pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah,” ungkap Manimbang.
Manimbang, menjelaskan, bahwa 5 insan cita itu menempatkan kapasitas dan kemampuan intelektualitas yang harus menjadi orientasi dan atensi para kader HMI.
Para kader HMI, menujukan bobot kualitas kekuatan dan kemampuan intelektualitasnya bukan hanya mengejar prestasi akademik
Tapi juga berinovasi dalam rangka melaksanakan tugas tugas pengabdian.
Kapasitas intelektualitas kader HMI itu akan terbentuk secara paripurna apabila kader HMI itu tidak saja terjebak pada rutinitas akademik.
“Tapi juga dibarengi dengan perhatian terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat,” kata Manimbang.
Manimbang pun berpesan kepada kader HMI
“Para kader HMI yang akan jadi pemimpin agar tidak menyia-nyiakan kesempatan selama beraktifitas di KAHMI,” tutur Manimbang