in ,

Minta 300 Ayat Al-Qur’an Dihapus, KAHMI Sulsel: Cari Sensasi

Presidium MW KAHMI Sulsel, Muhammad Fauzi. Instagram/@muhammadfauzi.id
Presidium MW KAHMI Sulsel, Muhammad Fauzi. Instagram/@muhammadfauzi.id

Kahminasional.com, Makassar – Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Sulawesi Selatan (MW KAHMI Sulsel) menganggap permintaan menghapus 300 ayat Al-Qur’an hanya mencari sensasi.

“Di tengah hiruk pikuk media sosial yang serba dinamis, cara-cara seperti ini cepat menarik perhatian demi sensasi,” ujar Presidium KAHMI Sulsel, Muhammad Fauzi, dalam keterangan tertulis, Senin (14/3).

Menurutnya, pria tersebut juga hanya ingin terkenal dengan memainkan emosi umat muslim dan dibenturkan dengan lembaga negara. Alasannya, permintaan itu irasional dan takkan direspons.

“Yang kita sayangkan jika benar dia adalah seorang tokoh agama tertentu,” ucap politikus Partai Golkar ini. Namun, Fauzi berkeyakinan, sikap tersebut tak mewakili golongan mana pun.

Baca Juga :  Muswil X KAHMI Sulsel Tetapkan 7 Presidium Terpilih

Lebih jauh, Fauzi mengimbau masyarakat tidak terpancing dengan permintaan provokatif itu. Energi anak bangsa baiknya difokuskan untuk memulihkan kondisi negara, terutama bidang ekonomi dan kesehatan.

“Jangan habiskan energi bangsa ini untuk hal-hal yang tidak produktif,” seru anggota Komisi V DPR asal Dapil Sulsel III itu.

Terkait masalah tersebut, Fauzi menyerahkan agar pihak berwajib yang menanganinya. “Jika memang pernyataan itu memiliki unsur pelanggaran, sebaiknya cepat ditindak.”

Sebelumnya, seorang pria mengusulkan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, menghapus 300 ayat Al-Qu’ran.

Permintaan tersebut terekam dalam sebuah video telah diunggah kanal YouTube NU Garis Lurus berjudul “Pendeta Kurangajar Pendukung Menag Ini Usulkan 300 Ayat Alquran Dihapus”, Minggu (13/3).

Baca Juga :  Semarakkan Muswil, KAHMI Sulsel Gelar Seminar Nasional

Di dalam video yang viral tersebut, dia meminta demikian lantaran seluruh ayat itu diklaim sebagai sumber ajaran radikal. Bahkan, pesantren disebutnya sebagai tempat paham terorisme berasal.

Selain itu, pria yang belum diketahui identitasnya ini juga mendukung langkah Menag Yaqut yang mengatur soal volume pengeras suara di masjid.

Sumber :

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.